Sabtu, 15 September 2012

Simplisia Temulawak




 


    Klasifikasi Tanaman :

{ Divisi         : Spermatophyta

{ Sub Divisi   : Angiospermae


{ Kelas          : Monocotyledonae

{  Ordo          : Zingiberales

{ Familia        : Zingiberaceae

{ Genus         : Curcuma

{ Spesies            : Curcuma xanthorrhiza

-->
Khasiat dan Manfaat Temulawak Bagi Kesehatan
Temulawakcurcuma xanthorrhiza ) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut.
Nama Lokal :
Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura).
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat.
1. Sakit Limfa / Limpa
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam
daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan
disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.
2. Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum selama 3 hari.
3. Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1
genggam daun kumis kucing.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
4. Asma
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah
kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.
5. Sakit Kepala dan masuk angin
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3
gelas, kemudian disaring disaring.
6. Maag
Bahan: 1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
7. Sakit perut, sakit perut pada waktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama
bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
2 gelas.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
8. Menghilangkan bau amis sewaktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/
panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih
15 menit, dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 3 kali, 1 kali sehari.
9. Memperbanyak produksi ASI
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi
bubur.
Cara menggunakan : dimakan biasa.
10. Memacu ASI yang macet
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa,
2-3 sendok makan adonan sagu.
Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan
lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.
11. Kesulitan berak /  buang air besar (BAB)
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air
panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan: diminum biasa.
12. Sembelit
Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan : diminum biasa.
13. Menambah nafsu makan
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam
daun meniran.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.

 Tahapan Pembuatan Simplisia Temulawak





-->
-->
Perbandingan Tahapan dengan Hasil Pembuatan
           

 1.  Sortir setelah dicuci :

Diket          :

Berat penyortiran sebelum dicuci = 650 gram
Berat penyortiran setelah dicuci =  590 gram

Dit              :
Persentase sortir setelah dicuci ?

Jawab :
         Berat penyortiran sebelum dicuci – berat penyortiran setelah dicuci 
                                                                                                                                                                                                  x 100 %   
                                    Berat penyortiran sebelum dicuci                               

= 650 gram – 590 gram
                                     X  100 %
          650 gram

= 9, 23 %

2.   Setelah diiris

Diket          :
Berat sebelum diiris = 590 gram
Berat setelah diiris = 400 gram

Dit              :
Presentase berat sebelum diiris….?

Jawab         :
Berat sebelum diiris – berat setelah diiris
                          X 100 %
             Berat sebelum diiris

= 590 gram – 400 gram
                                    X 100 %
           590 gram

          = 23, 7 %

3.  Setelah diiris beratnya = 400 gram

4.  Irisan rimpang basah menjadi simplisia penyusutannya :
   
           Diket                   :
           Berat temulawak setelah diiris = 400 gram
           Berat simplisia seluruhnya        = 135 gram

          Dit                       :
          Persentase irisan rimpang basah menjadi simplisia ..?

          Jawab                  :
           Berat temulawak setelah diiris – berat simplisia seluruhnya
                                                                                                          X 100 %
                                 Berat temulawak setelah diiris

= 400 gram – 135 gram
                                    X 100 %
         400 gram

= 66, 25 %


5.   Kualitas baik penyusutannya :

Diket          :
Berat simplisia temulawak seluruhnya      = 135 gram
Berat simplisia temulawak yang baik         = 110 gram
Berat simplisia temulawak yang bulukan  = 25 gram

Dit              :
Persentase kualitas baik…?


Jawab         :
Berat simplisia temulawak baik + berat simplisia temulawak bulukan
                                                                                                             X 100 %
                               Berat simplisia seluruhnya


=         110 gram
                                   X 100 %
  110 gram + 25 gram

=       110 gram
                               X 100 %
         135 gram

= 81, 5 %
 

-->
Perbandingan Tahapan dengan Hasilnya
 
     Penyortiran ( segar )
Temulawak yang akan dibuat simplisia ini disortir untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing, untuk memisahkan bahan yang busuk serta untuk megurangi jumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan.

Hasil :
Pada hasil penyortiran, sudah dipastikan bahan yang akan dibuat telah disortir dengan baik dan sesuai dengan tahapan.

   Pencucian
Setelah disortir, temulawak dicuci untuk menghilangkan kotoran-kotoran dan mengurangi mikroba-mikroba yang melekat pada temulawak. Pencucian ini menggunakan air bersih seperti air dari mata air, sumur / PAM. Pada saat pencucian perhatikan air cucian dan air biasanya, jika masih kotor ulangi pencucian/pembilasan sekali atau dua kali lagi pencucian dilakukan pada waktu sesingkat mungkin untuk menghindari larut dan terbuangnya zat yag terkandung dalam bahan. Pencucian ini dilakukan dengan air bertekanan tinggi, untuk lebih meyakinkan, kotoran pada bahan dapat dihilangkan dengan tangan.

Hasil :
Pada bahan yang sudah dicuci, sudah dipastikan juga bahan telah bersih, karena pada saat pencucian kita menggunakan air bersih dan dilakukan dengan air yang bertekanan tinggi. Selain itu temulawak juga disikat dengan bersih, sehingga telah sesuai dengan tahapan.

   Penirisan
Setelah temulawak dicuci kemudian ditiriskan di rak-rak pengering supaya temulawak tidak basah.

   Pengirisan
Setelah temulawak tidak basah maka bisa diiris dengan ketebalan irisan pada temulawak adalah sebesar 7-8 mm yang dilakukan secara manual dengan pisau yang tajam dan terbuat dari stainlees maupun mesin potong. Untuk tujuan mendapatkan minyak atsiri yang tinngi bentuk irisan sebaiknya adalah membujur ( split ). Bentuk irisannya Melintang ( slice ) untuk mempercepat keringnya temulawak.

Hasil :
Pada saat pengirisan, di dalam tahapan telah ditentukan bahwa ketebalan irisan pada temulawak adalah sebesar 7-8 mm dengan pisau yag terbuat dari stainlees. Namun pada hasil pengirisan berbeda dengan tahapan, karena ketebalan masih belum merata dan irisan juga masih banyak yang bentuknya tidak melingkar dengan sempurna, ini mungkin karena ada salah beberapa anggota kelompok yang tidak memakai pisau stainlees.
Selain itu ada juga irisan yang warnanya menjadi kehitaman, itu disebabkan karena ada yang memakai pisau yang tidak bersih. Dan di dalam tahapan berisi jika diiris secara membujur ( split ) digunakan jika ingin mendapatkan minyak atsiri yang tinggi, sedangkan yang melintang ( slice ) digunakan untuk mempercepat pengeringan.
Dan pada saat pengeringan, kita memilih untuk memotong secara melintang ( slice ) agar pengeringannya lebih cepat.

   Tahap Penimbangan Awal
Setelah diiris, temulawak ditimbang untuk mengetahui bobot awal temulawak.

Hasil :
Pada saat penimbangan awal, berat irisan adalah 400 g.

   Pengeringan
Temulawak yang sudah diiris dan ditimbang dapat dikeringkan dengan sinar matahari ( tidak langsung ). Tetapi untuk irisan temulawak yang dikeringkan dengan sinar matahari langsung, sebelum dikeringkan terlebih dahulu irisan temulawak direndam dengan larutan asam sitrat 3% selama 3 jam. Selesai perendaman irisan dicuci kembali sampai bersih, ditiriskan kemudian dijemur di panas matahari. Tujuan dari perendaman adalah untuk mencegah terjadinya degradasi kur-kuminoid pada simplisia pada saat penjemuran juga mencegah penguapan minyak atsiri yang berlebihan.
Irisan temulawak dijemur dengan menggunakan nampan yang mempunyai lubang. Pada saat pegeringan irisan temulawak diletakkan pada nampan agak diberi jarak antara irisan yang satu dengan yang lain agar tidak saling tumpang tindih dan cepat kering. Pengeringan dilakukan selama 3-5 hari .Cirri waktu pengeringan sudah berakhir apabila irisan temulawak sudah dapat dipatahkan dengan mudah atau setelah kadar airnya dibawah 8%.

Hasil :
Pada saat pengeringan kita tidak menjemur di bawah matahari langsung, sehingga tidak perlu menggunakan larutan asam sitrat.
Di dalam tahapan disebutkan bahwa pengeringan dilakukan selama 3 – 5 hari dan hasilnya kita selesai dalam waktu 5 hari, ini disebabkan mungkin karena keadaan cuaca yang normal sehingga lama pengeringan bisa sesuai dengan tahapan.


*   Penimbangan Akhir
Setelah dikeringkan, temulawak ditimbang lagi untuk diketahui berapa penyusutan yang telah terjadi. Maka setelah dikeringkan dan ditimbang akhirnya temulawak sudah menjadi simplisia.

Hasil :
Pada saat penimbangan akhir, berat simplisia adalah 135 g.


*   Penyortiran ( Kering )
Selanjutnya dilakukan penyortiran kering pada simplisia yang telah kering dan ditimbang, dengan cara memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah, atau kotoran-kotoran lain.

Hasil :
Pada saat penyortiran kering, diperoleh hasil simplisia yang baik adalah 110 g dan yag bulukan adalah 25 g. Simplisia yang bulukan mungkin disebabkan karena pada saat pengeringan, ketika membalik-balikkan irisan yang masih basah ( belum kering ) keadaan tangan kurang bersih. Sehingga kotoran yang berada pada tangan menempel pada irisan, apalagi irisan tersebut belum kering dan masih mengandung air, sehingga merupakan tempat yang paling baik untuk pertumbuhan bakteri. Dan hasilnya setelah kering irisan yang terkena kotoran tersebut menjadi simplisia yang bulukan.

   Pengemasan
Setelah bersih, simplisia yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastic atau karung yang bersih dan kedap udara ( belum pernah dipakai sebelumnya ). Berikan label yang jelas pada wadah tersebut, yang menjelaskan nama simplisia, bagian dari tanaman, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.

*   Penyimpanan
Simplisia yang telah dikemas, kemudian disimpan dalam gudang. Kondisi ruangan harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30°C dan harus memiliki ventilasi baik dan lancer, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas simplisia, memiliki penerangan yang cukup ( hindari dari sinar matahari langsung ), serta bersih dan bebas dari hama gudang.